PENGHINAAN ISLAM WUJUD KEBOBROKAN HAM
Belanda dikenal sebagai negara yang paling liberal di Eropa. Sekarang, negara itu menjadi pusat kampanye yang penuh kedengkian untuk menghina Islam dan kemuliaan al-Qur’an. Belanda dan negara-negara Barat lainnya, yang menjunjung tinggi persamaan (equality) dan keadilan (justice), namun nilai-nilai itu tidak berlaku bagi kaum muslim. Penyiksaan, penculikan, dan penahanan tanpa bukti, banyak menimpa umat Islam, atas nama perang melawan terorisme.
Perjuangan umat Islam untuk membebaskan negerinya dari penjajahan pun dituduh sebagai tindakan illegal dan dicap terorisme. Sering kali konvensi Genewa dan hokum internasional tidak berlaku, kalau berkaitan dengan umat Islam. Tampak dari sikap negara-negara Barat terhadap penyiksaan yang dilakukan AS dan sekutunya.
Barat cenderung diam menyaksikan bagaimana AS melakukakan waterboarding dengan cara menenggelamkan tertuduh di air, yang sesungguhnya bertentangan dengan konvensi Genewa. Sekali lagi itu tidak berlaku, ketika sang tertuduh adalah muslim dan dicap teroris. Semua aturan bias berubah kalau sudah berhubungan dengan Islam dan umat muslim, jelasnya ‘keadilan’ dunia tidak pernah berpihak kepada umat muslim.
Di Belanda, Geert Wildert, anggota parlemen Belanda dan pimpinan Partai Kebebasan Belanda, ngotot akan tetap memutar film yang menghina al-Qur’an dan Rasulullah SAW. Wilders mengatakan al-Qur’an adalah buku fasistis yang menyebarkan kebencian dan kekerasan.
Dia juga menyerukan agar al-Qur’an dilarangan, sebagaimana dilarangnya Mein Kampf, buku Hitler. “Muslim yang tinggal di Belanda harus menyobek setengah dari a-Qur’an, jika Muhammad tinggal di sini (Belanda) sekarang, aku akan menyuruhnya keluar dari Belanda dengan belenggu”, hina Wilders.
Pernyataan Wilders itu dimuat di surat kabar De Pers, selasa (13/2). “Orang-orang muslim yang ingin hidup di belanda, mereka harus melempar setengah al-Qur’an dan menjauhi para imam (masjid)”, ujar Wilders. Lebih lanjut Wilders mengatakan bahwa Islam itu berbahaya dan membawa misi kekerasan terhadap masyarakat.
Ia juga menegaskan, kalau saja nabi Muhammad SAW masih hidup, niscaya ia akan dicap sebagai ekstrimis dan harus diusir dari Belanda karena dianggap sebagai sumber tindak terorisme. Islam adalah bahaya terbesar yang akan mengancam Belanda dan kemanusiaan. (Nauzubillah, semoga Allah SWT melaknat mereka yang menghina Islam dan Rasul-Nya)
Allah berfirman:
Artinya: “Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (Q.S. [3]: 118).
Wahai Kaum Muslimin
Kaum kafir barat berani menyerang Islam dan kaum muslimin berulang-ulang. Tidak hanya itu, sesungguhnya kaum kafir barat itu jelas menghina Allah SWT dan Rasul-Nya.
Filim fitna yang dibuat merupakan mata rantai dari penghinaan terhadap kesucian, syiar dan perasaan kaum muslimin, dan peristiwa serupa berlangsung terus-menerus sudah sejak lama.
Pada tahun 1989, di Barat telah dipublikasikan sebuah buku, the Satanic Verses, karagaan Salman Rusydi, yang menggambarkan al-Qur’an sebagai ayat-ayat setan. Buku ini juga berisi serangan dan pelecehan terhadap isteri-isteri Nabi yang mulia. Ka’bah yang disucikan, juga dilukiskan sebagai tempat mesum, na’uzubillah. Salman Rusydi pun hingga kini hidup dalam perlindungan pemerintah dan dinas keamanan Inggris.
Di tahun 1994, orang yahudi, Steven Spelberg juga telah memproduksi film dengan title, True Lies. Film ini menggambarkan sebuah organisasi Islam yang dipimpin oleh seorang Muslim, bernama Abdul Aziz. Organisasi tersebut bernama Jihad Crimson.
Tahun 1997, seorang wanita yahudi berkebangsaan Israel mempublikasikan 20 gambar yang menghina agama dan Nabi Islam. Di antaranya gambar babi kepalanya memakai kafiyeh ala Palestina, dengan bertuliskan, Muhammad, dalam dua bahasa, Arab dan Inggris. Babi tersebut memegang pensil yang digunakan untuk menulis kitab, yaitu al-Qur’an
Pada tahun 2004, warga Belanda, Yheo Van Cogh, mengeluarkan film yang menghina kedudukan Rasul yang agung. Film yang telah membuat marah kaum Muslim Belanda.
Wahai Kaum Muslimin
Sesungguhnya pembuatan Film Fitna itu merupakan tindakan kesengajaan, hal ini ditandai dari: Pertama, Islam jelas telah melarang menghina beliau apalagi menggambar Nabi SAW. Jelas sebuah kemaksiatan.
Kedua, upaya penghinaan terhadap Islam dan Nabi SAW tersebut telah dilakukan berkali-kali. Respons kaum Muslimin terhadap aksi tersebut sudah jelas, yaitu perlawanan, penolakan, dan mengutuk dengan keras.
Ketiga, Pemerintah Eropa sengaja diam terhadap penghinaan ini, kalau pun ada sebatas sikap mengutuk si Wilders. Bahkan, bias dikatakan mereka mendukungnya dengan alas an kebebasan.
Keempat, film itu dibuat sengaja menyulut api kemarahan kaum Muslimin; sejauh ana penghormatan mereka kepada Nabi mereka, dan sejauh mana keterikatan mereka kepada agama Islam mereka?
Mereka mengklaim, bahwa pembuatan film tersebut merupakan bentuk komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi. Namun kenyataannya, bukan hanya kebebasan berekspresi saja, tetapi juga kebebasan menyerang, mencela dan menghina kaum Muslimin, Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaannya, isu HAM yang telah kehilangannya subtansinya, ketika isu tersebut diberlakukan untuk kepentingan satu kelompok untuk melawan kelompok untuk melawan kelompok lain (kaum muslimin). Misalnya, tatkala wanita Muslimah Perancis dilarang memakai jilbab, di mana kebebasan yang selalu mereka dengung-dengungkan itu? Apakah mereka juga berani mengusik kasus pembersihan etnis yahudi (Holocoust) yang selalu diekspos oleh orang-orang yahudi?
Ketika kaum Muslimin mulai menyerukan diterapkannya syariat Islam sebagai alternative Kapitalisme yang terbukti bobrok, mereka dituduh keras dan ekstrim, atau fundamentalis dan teroris? Kaum Muslimin juga tidak berhak memilih system kehidupan untuk negeri mereka sendiri.
Upaya-upaya menghina Islam dan Nabi SAW dengan gambar karikatur, film fitna, tulisan, penyalahartian ayat-ayat al-Qur’an dengan memenggal sebagian ayatnya,dan lainnya, sesunguhnya tidak terlepas dari apa yang disebut War on Terrorism, yang dipimpin oleh amerika, eropa, dan sekutunya.
Buktinya pada pembukaan film ditampilkan gambar karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang memakai serban bersumbukan bom di kepala. Seolah-olah mereka hendak menyatakan, bahwa umat Islam adalah umat yang lahir dari seorang teroris, sehingga harus diperangi.
Wahai Kaum Muslimin
Hukum Syariah yang wajib diterapkan dalam Khilafah Islam adalah mengharamkan untuk mencela atau mencaci Islam dan Rasulullah SAW, juga merendahkannya. Jika pelakunya seorang Muslim, dan merupakan warga Negara Islam, maka wajib dijatuhi hukuman matai dan taubatnya tidak akan diterima. Inilah pendapat Imam Syaukani, Syafi’I dan Ahmad bin Hambal rahimahuma-Llah.
Namun, jika orang yang menyerang Islam dan Rasulullah tersebut adalah Kafir Dzimmi, dan hidup di dalam Negara Islam, maka dia juga wajib dibunuh. Kecuali, jika dia bertaubat dan memeluk aqidah Islam. Dari Amirul Mukminin, ‘Ali bin Abi Thalib radhiya-Llahu ‘anhu, berkata:
“ada seorang wanita yahudi yang menghina Nabi SAW. Dia akhirnya ditikam oleh seseorang lelaki hingga mati. Rasulullah SAW. kemudian membatalkan jaminan keamanan wanita tersebut.” (HR. Abu Dawud).
Dari Ibn ‘Abbas rahdiya-Llahu ‘anhu berkata: “ada seorang lelaki buta, yang mempunyai budak Ummu Walad. Wanita tersebut selalu mencaci Nabi SAW. dia pun melarangnya, namun wanita itu tidak berhenti. Dia juga mencegahnya, namun wanita itu tetap tidak bergeming. Pada suatu malam, wanita itu menghina Nabi SAW. maka lelaki mengambil kapak, dan mengayuhkan ke perut wanita itu hingga robek, hingga wanita itu terbunuh. Tatkala tiba waktu pagi, dia mengemukakan kasus tersebut kepada Nabi, beliau pun mengumpulkan orang-orang seraya bersabda: “Allah telah memuji seorang lelaki yang tidak melakukan selain apa yang menjadi hakku kepadanya.” Orang buta itu pun berdiri, membelah kerumunan orang sembari merayap dia berjalan hingga duduk di depan Nabi. Dia berkata: “Wahai Rasulullah, akulah orangnya. Dia telah menghianmu, dan aku pun telah melarangnya, tetapi dia tidak menghiraukannya. Aku mencegahnya, dia pun tidak bergeming. Dari wanita itu, aku dikaruniai dua anak lelaki seperti permata, dia pun sangat menyayangiku. Namun, tadi malam ketika dia mulai menghinamu, aku pun mengambil kapak dan kukayuhkan ke perutnya hingga robek……
Wahai Kaum Muslimin
Gema Pembebasan menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin untuk saling bahu-membahu untuk membela kesucian Islam, al-Qur’an al-Karim dan Nabi SAW. Gema Pembebasan juga mengecam dengan keras semua pihak yangn menghina kesucian Islam. Al-Qur’an al-Karim, dan Rasulullah SAW. Gairah untuk membela kesucian Islam. Al-Qur’an al-Karim, dan Rasulullah SAW. juga tidak sebatas marah, tetapi hendaknya kaum Muslimin berpegang teguh pada sunnah beliau, dan membela risalah yang beliau bawa.
Gema Pembebasan menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin agar berjuang secara sungguh-sungguh untuk menegakkan Khilafah Islam. Karena hanya Khilafah-lah yang mempunyai kemampuan untuk menghentikan semua penyerangan dan penghinaan yang telah mereka lakukan selama ini. Khilafah jugalah yang mempunyai kemampuan untuk mempertahankan hukum-hukum Islam, dan melindungi umat Islam, khususnya kesucian Islam. Al-Qur’an al-Karim, dan Rasulullah SAW. Inilah yang pernah dilakukan oleh Khalifah ‘Abdul Hamid II terhadap Perancis dan Inggeris, ketika keduanya hendak mementaskan drama Voltaire yang menghina Rasul SAW., dengan mengancam akan mengumumkan jihad melawan Inggris. Sesuatu yang membuat Inggris urung melakukan kejahatan dengan mementaskan drama tersebut.
Wahai kaum Muslimin, anda semuanya adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk seluruh umat manusia. Maka, ambillah tindakan dengan prinsip seperti ini. Embanlah hidayah dan cahaya Islam untuk membebaskan para pencela yang telah tersesat itu dari kegelapan hingga mendapatkan cahaya Islam. Wahai kaum Muslimin masih kurangkah penghinaan terhadap kalian dan Rasul yang kalian cintai, sehingga membuat kalian tidak mau bangkit? Ayo bela agama dan Rabb kalian! Tegakkan Khilafah! Wallahu’alam bish shawab.
Sumber: Buletin Gema Pembebasan Wilayah Sumatera Utara, Edisi 17/April 2008.
0 comments:
Post a Comment